Jumat, 14 Agustus 2009 07:59
Pemerintah diminta mempertahankan kebijakan stimulus fiskal pada 2010 untuk mengantisipasi pemulihan ekonomi negara lain yang dapat mengancam pelarian modal. Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani mengingatkan pemerintah harus mewaspadai risiko pemburukan ekonomi akibat pelarian modal pada Agustus 2010.
Untuk itu, pemerintah harus lebih fokus pada upaya memperkuat ketahanan ekonomi domestik dengan melanjutkan kebijakan stimulus fiskal dengan implementasi yang lebih baik daripada tahun ini.
"Pada tahun ini, problem Indonesia tidak akan rumit, tapi pada Agustus 2010 patut diwaspadai. Sekarang investasi masih masuk ke Indonesia, tapi kalau negara lain recover, dana ini bisa lari," jelasnya dalam seminar kajian tengah tahun Indef bertajuk Krisis Keuangan, Stimulus Fiskal, dan Ketahanan Ekonomi, kemarin.
Dia mengatakan stimulus fiskal di sebagian besar negara di dunia tidak hanya dilakukan pada saat krisis ekonomi melanda, tetapi juga didesain untuk menciptakan dampak positif hingga jangka panjang. Indonesia perlu meniru ini, salah satunya dalam bentuk stimulus infrastruktur yang wajib dilakukan untuk 5 tahun ke depan.
"Juga harus ada stimulus terhadap industri yang akan dikembangkan. Stimulus fiskal juga perlu dialokasikan untuk penciptaan entrepreneur baru."
Dalam RAPBN 2010, pemerintah tidak mengalokasikan stimulus fiskal seperti pada APBN 2009 yang dianggarkan Rp73,3 triliun. Dengan begitu, alokasi stimulus yang sebelumnya ada akan dihapus dan dikembalikan menjadi program reguler kementerian/lem-baga.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia M.S. Hidayat menilai besaran defisit APBN 2010 perlu dinaikkan dari 1,6% menja-di 2% agar belanja stimulus fiskal bisa berlanjut pada tahun depan.
Menurut dia, fokus pelaksanaan stimulus fiskal lebih diarahkan pada belanja infrastruktur yang diyakini sangat efektif mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Saya kira perlu alokasi khusus tambahan pada 2010. Kita sedang bicara dengan DPR, kalau perlu defisit anggaran ditambah jadi 2%. Sisanya diserahkan pada [sektor] infrastruktur," ujarnya seusai acara penganugerahan Annual Report Award 2008 Rabu malam.
Tambahan defisit 0,4% itu akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur untuk menarik minat berinvestasi di Indonesia.
Cara ini mencontoh China yang mampu mendorong laju PDB hingga 7,9% pada kuartal 11/2009 dengan mengalokasikan dana besar untuk pembangunan infrastruktur.
"[Pembangunan infrastruk tur] Itu adalah salah satu daya tarik orang untuk investasi, terutama di daerah."
Di sisi lain. Hidayat mengkritisi lambatnya penyerapan APBN 2009 yang lebih dise babkan oleh faktor birokrasi. Untuk itu, pemerintah harus terus menjalankan reformasi birokrasi dengan benar.
Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonominasiona] pada tahun ini bisa mencapai garis tengah target pemerintah 4%-4,5% atau sekitar 4,25%. Kondisi ini bisa terjadi karena perbaikan kinerja ekspor dan peningkatan permintaan domestik.
Optimisme naik
Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution mengatakan pencapaian pertumbuhan ekonomi sebesar 4% pada kuartal 11/2009 membawa optimisme baru bagi semua pihak karena lebih baik dari ekspektasi semula 3,8%.
"Bisa terjadi lebih dari 4% walaupun enggak jauh, tapi bisa mungkin sedikit agak di tengah [antara 4%-4,5%],"
Indeks harga saham gabungan (IHSG) kemarin menguat 49,132 poin (2,09%) ke level 2.396,49 setelah pada sesi pertama sempat menyentuh level 2.408,88. Nilai transaksi mencapai Rp8,12 triliun dengan pembelian bersih asing Rp80 miliar.
Sementara itu, rupiah pada perdagangan pukul 15.59 WIB menyentuh Rp9.950 per dolar AS, atau menguat tipis dibandingkan dengan waktu yang sama sehari sebelumnya, yaitu Rp9.995 per dolar AS.
Analis PT Panin Sekuritas Tbk Purwoko Sartono mengatakan kenaikan bursa saham nasional kali ini sejalan dengan pergerakan bursa kawa-san yang merespons pernyataan The Fed.
"Investor domestik merespons positif pernyataan The Fed yang mengindikasikan ekonomi dunia terus pulih sehingga harga minyak mentah dunia dan mayoritas bursa dunia menguat," tuturnya kepada Bisnis.
Rapat Komite Pasar Terbuka The Fed (FOMC) kemarin juga memutuskan mempertahankan suku bunga acuannya pada level 0%-0,25%. Pernyataan The Fed tersebut mendongkrak harga minyak mentah dunia sebesar 2,18%, atau US$1,53 per barel ke level harga US$71,69.
Indeks Morgan Stanley Capital kawasan Asia Pasifik menguat 1,5% menjadi 112,81. Bursa Shanghai merespons dengan kenaikan 0,89%, Nikkei-225 tumbuh 0,79%. dan Hang Seng terangkat 2,08%.
Di Indonesia, seluruh indeks sektoral menguat, terutama sektor pertambangan dan perkebunan yang masing-masing melonjak 4,32% dan 3,79%.
Indeks LQ-45 naik 2,26%, diikuti Jakarta Islamic Index (JII) yang tumbuh 2,59%, dan indeks BISNIS-27 menguat 1,98%.
Sumber : Bisnis Indonesia
Stimulus Fiskal 2010 Masih Dibutuhkan
Title: Stimulus Fiskal 2010 Masih Dibutuhkan
Author: Gudang Firmware
Rating 5 of 5 Des:
Author: Gudang Firmware
Rating 5 of 5 Des:
Jumat, 14 Agustus 2009 07:59 Pemerintah diminta mempertahankan kebijakan stimulus fiskal pada 2010 untuk mengantisipasi pemulihan ekonomi ne...
Posting Komentar